"Secara umum motivasi saya maju nyaleg untuk mengabdi kepada Nahdlatul Ulama dari lingkup politik. Karena basic saya itu politik kemudian pengusaha juga. Selain itu karena saya nderek dawuh pusat, nderek dawuh bopo guru, nderek dawuh kyai, jadi saya harus mengundurkan diri untuk nyaleg. Terus terang saya didawuhi oleh beberapa Kyai di Kecamatan Bener, yang basic-nya semua Nahdlatul Ulama, untuk nyaleg dari PKB. Kemudian atas restu beliau pengasuh Pondok Pesantren Al Iman Bulus, yaitu Hasan Al Baabud Bulus, kemudian Gus Raden Mahfud pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Maron, lalu Gus Yusuf pengasuh pondok pesantren di Tegalrejo, Magelang, maka saya Sami'na wa atho'na, nderek dawuh pusat pokoke," ungkap Abtadiussholikhin, saat ditemui di rumahnya, Senin (18/9/2023) sore.
"Tapi di tahun 2023 ini saya mengundurkan diri. Jadi sekarang saya sudah jadi Mas mantan kades," kata Abtadiussholikhin yang saat ini tinggal di Dusun Dukuh RT 6 RW 1 Desa Kaliwader.
Disampaikan, dirinya mulai bergabung di PKB tahun 2023 ini. Alasan PKB menjadi pilihannya, selain ngemban dawuh kyai juga karena PKB merupakan partai yang berafiliasi dengan NU. Menurutnya, Nahdaltul Ulama sebagai organisasi keagamaan, tentunya tidak boleh berpolitik secara praktis, namun berafiliasi secara nyata dengan PKB, oleh karena itu dirinya mantab maju menjadi caleg lewat PKB karena untuk mengabdi kepada Nahdlatul Ulama melalui jalur politik.
"Walaupun tidak ada anggaran dasar secara resmi yang menjelaskan tentang itu, namun secara nyata dan fakta di lapangan, PKB berafiliasi dengan NU. Tapi kalau ada orang bilang NU tidak ada kaitannya dengan PKB atau PKB tidak ada kaitanya dengan NU ya boleh saja, tapi fakta di lapangan kebanyakan, mayoritas seperti itu. Tidak ada visi misi khusus yang diusung, yang ada itu visi misi partai, jadi saya nderek dawuh pusat, kebijakan partai seperti apa saya ikut. Semoga nanti kita bisa menampung aspirasi dari masyarakat dalam hal ini adalah aspirasi Nahdalatul Ulama di Dapil 6 (Gebang, Bener dan Loano)," jelasnya.
Sebagai warga NU asli, Abtadiussolikhin, memiliki prinsip dalam kehidupaan sehari-hari, yakni sanad atau jalur adalah nderek dawuh kyai, karena yang dawuh itu merupakan ustad, guru, juga kyai baginya, maka ketika ada dawuh (perintah) untuk nyaleg lewat PKB, maka saya dirinya mengikutinya.
"Nderek dawuh pusat itu saya terjemahkan misal saya jadi pengusaha itu saya nderek dawuh pusat berarti saya harus mengikuti yang punya modal, dalam hal ini ikut pabrik, pusatnya pabrik maka saya jualnya harga ikut pabrik. Lalu ketika saya sebagai orang NU, saya nderek dawuh pusat itu berarti saya ikut kepada kaidah-kaidah pendiri Nahdalatul Ulama, KH Hasyim Asngari dan lainnya. Dan ketika saya di PKB, saya nderek dawuh pusat, maka saya ikut dawuh kebijakan dari DPP, kalau di Jawa Tengah, PKB ya saya nderek dawuh dari Gus Yusuf di Tegalrejo sebagai ketuanya, kemudian kalau di PKB Kabupaten, maka saya nderek dawuh Gus Mahfud dan pak Fran Suharmaji sebagai ketua DPC PKB Purworejo," terangnya.
Selain menjabat sebagai kepala desa dua periode, Abtadiussholikhin juga merupakan pengusaha sukses di wilayah Bener. Ada tiga bidang usaha yang miliki yang semuanya di beri nama dengan nama Sri Rejeki. Tiga bidang usaha itu di antaranya usaha bisnis porang (Sr Rejeki Porang), usaha penggemukan kambing Jawa (Sri Rejeki Farm) dan usaha leveransir material (Sri Rejeki leveransir).
Untuk usaha bisnis porang telah
ditekuni sejak tahun 2019, usaha leveransir material sejak tahun 2012
dan usaha ternak kambing Jawa sejak tahun 2022.
Nama usaha Sri Rejeki itu merupakan pemberian dari orang tuanya, yakni
Haji Muslih dan Nurhasanah.
"Karena menjadi kepala desa itu kan jabatan amanah, jadi kalau dengan
bayaran sekian untuk kebutuhan sehari-hari pasti tidak cukup, saya
harus tetep berusaha di luar jadi kepala desa, begitupun besok ketika
saya jadi anggota Dewan, saya tetep sesuai basic saya jadi pengusaha dan
peternak, saya tetep ngarit dan saya tetep ngasih pakan kambing juga
tetep jualan porang," bebernya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar