Vita Ervina Gelar Bimtek Kelompok Tani Kecamatan Butuh dan Grabag
Bimtek itu diikuti sekira 80 orang yang merupakan ketua atau perwakilan kelompok tani dari Kecamatan Butuh dan Kecamatan Grabag. Dalam bimtek itu, menghadirkan dua pemateri, yakni tentang strategi peningkatan mutu dan daya saing produk gula kelapa/semut di Purworejo oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Medi Sutopo dan materi tentang strategi peningkatan mutu dan daya saing produk gula kelapa/ semut oleh praktisi yaitu Dr Hanggoro Susanto SP MM.
Kegiatan bimtek dibuka langsung Vita Ervina SE, MBA. Hadir dalam kegiatan itu, Kepala Balai Karantina Pertanian kelas 1 Semarang, Ir Turhadi Noerachman MSi, Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Setyabudi, dan penyuluh pertanian di Kecamatan Butuh dan Grabag. Vita Ervina mengatakan Kabupaten Purworejo merupakan salah satu penghasil gula semut terbesar di Jawa Tengah. Gula semut merupakan gula merah versi bubuk yang sering disebut sebagai gula kristal.
“Melihat data BPS Purworejo tahun 2022 terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan produksi gula kelapa, yaitu tahun 2019 mencapai 12.747 ton menjadi 44. 125 ton di tahun 2022,” ungkap Vita.
Menurutnya, dengan besarnya potensi gula semut di Kabupaten Purworejo tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi petani supaya hasil komoditas pertanian ini mampu menyejahterakan bagi keluarga. Untuk mendapatkan kualitas yang baik tentunya pelaku usaha gula semut maupun pembudidaya perlu diberikan edukasi bagaimana cara meningkatkan produktivitas serta mutu. Sehingga potensi tersebut dapat dimaksimalkan dengan baik dan pastinya peluang ekspor sangat terbuka.
“Sebagai anggota DPR RI, saya berupaya untuk terus mendorong pemerintah melalui kementrian pertanian untuk mengoptimalkan grand design pertanian serta peran dan sinergisitas antarpemangku kepentingan kebijakan untuk mendorong ekspor produk pertanian di Indonesia. Grand design tersebut memuat tujuan jangka panjang untuk neningkatkan pendapatan petani secara luas.
Di sisi lain program ini juga disusun guna memastikan arah pembangunan pertanian agar berjalan dengan target dan tahapan yang jelas. Program ini mencakup upaya optimalisasi potensi pertanian, salah satu satunya melalui pengembangan kawasan dan ditata sedemikian rupa agar mampu menjawab tantangan dan peluang pasar ekspor dunia,” jelasnya.
Vita berharap kegiatan itu bisa sebagai ajang menjalin komunikasi, koordinasi dan tentunya pengetahuan dibidang pertanian, sehingga petani mampu meningkatkan produktivitasnya dan secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan. Kepala Balai Karantina Pertanian kelas 1 Semarang, Ir Turhadi Noerachman, mengatakan, konsen dari karantina saat ini yakni terkait dengan keamanan pangan, di mana gula semut yang dijual masih belum sesuai dengan prosedur atau persyaratan keamanan pangan di negara tujuan ekspor.
“Sehingga itu menjadi kehati-hatian kita karena Jawa Tengah ini menjadi penyumbang ekspor gula semut terbesar di Indonesia, ke berbagai negara termasuk Eropa, Amerika, Australia, bahkan negara negara asia. Ini yang harus kita jaga, termasuk salah satunya Kabupaten Purworejo,” katanya.
Menurutnya, Kabupaten Purworejo memiliki kualitas gula semut yang bagus. Tentunya kualitas itu harus terus dipertahankan. “Inilah salah satu upaya kita, dengan bimtek ini, bermitra dengan eksportir di Kabupaten Purworejo dengan secara konsisten menjaga kualitas-kualitas yang diinginkan oleh nagara-negara tujuan ekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Puworejo, Dion Agasi Setyabudi, mengapresiasi kegiatan itu. Diharapkan kegiatan itu bisa bemanfaat bagi para petani dan bisa mengangkat gula semut di Kabupaten Purworejo.
“Secara potensi kita masih tergantung dengan pertanian, sebagian besar
masyarakat Purworejo masih disokong oleh pertanian, maka ini menjadi
peluang kita untuk mendorong para petani, kesulitannya dipasca tanam atau
panen, agar terbuka wawasanya dan bisa menembus pasar ekspor,” katanya. (widarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar