Universitas Muhammadiyah Purworejo Gelar Wisuda Luring Perdana
Lulusan cumlaude UMP percaya diri menngikuti wisuda Sarjana angkatan ke-65 (topo for kj) |
“Alhamdulillah ini wisuda pertama secara Luring (selama pandemi Covid-19), tetapi ketentuan kegiatan wisuda kali ini sudah melalui pengkajian, khususnya terkait protokol kesehatan (prokes),” kata Ketua Panitia Wisuda, Dr Yuli Widiyono MPd.
Beberapa ketentuan itu terkait prokes yang harus dipatuhi yakni wisudawan beserta wali wajib menunjukkan bukti vaksinasi. Jika belum, maka harus melakukan swab antigen dengan hasil negatif. Mereka juga wajib menjaga jarak dan tidak boleh melepas masker selama acara. Hal itu untuk menjamin tidak adanya penularan Covid-19.
“Kita juga lakukan pengecekan suhu tubuh, jika suhunya tinggi tidak diizinkan mengikuti,” jelasnya.
Rektor UMP, Dr Rofiq Nurhadi MAg, dalam pidatonya menerangkan bahwa pada Wisuda Sarjana ke-65 kali ini, UMP berhasil meluluskan 321 wisudawan yang terdiri atas 195 perempuan dan 126 laki-laki dari 15 Program Studi. Dari jumlah itu, sebanyak 120 wisudawan memperoleh predikat cumlaude.
“Dilihat dari segi usia, diperoleh data tentang usia wisudawan termuda sampai dengan hari ini, yaitu Latifahtul Islamiyah, Program Studi Pendidikan Matematika, lahir di Purworejo pada tanggal 19 Desember 1999. Jadi saat ini berusia 21 tahun 10 bulan 4 hari. Sedangkan lulusan dengan IPK tertinggi adalah Widanti dari Prodi PGSD dengan IPK 3,88,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Rofiq mengingatkan bahwa persaingan dalam semua aspek kehidupan kian ketat sehingga para wisudawan harus mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan. Pendidikan dan pengalaman selama menjalani kuliah di UMP diharap dapat menjadi bekal dalam berpikir dan bertindak, sebagai insan intelektual yang mengedepankan perilaku yang bermartabat dan berbudaya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa meski menjadi lulusan pada masa pandemi Covid-19 yang sempat menjalani perkuliahan secara Daring, para wisudawan tetap harus percaya diri. Pasalnya, sejak awal pendemi UMP terus beradaptasi sehingga tidak mengurangi mutu pembelajaran dan kualitas lulusan.
“Daring dan luring dalam pembelajaran sejatinya memiliki konsep yang berbeda. Pembelajaran daring bukan sekedar memindah kelas fisik ke dalam kelas virtual, akan tetapi merubah metode, teknis, pengelolaan dan evaluasi pembelajaran. Dengan konsep ini mutu pembelajaran tidak akan berkurang,” tegasnya.
Nely Baroro (22), salah satu wisudawan dari Prodi PGSD, mengaku pembelajaran selama pendemi tetap berjalan efektif meski secara terbatas. Karena itu, predikat cumlaude dengan IPK 3,68 yang diraihnya makin menambah kepercayaan diri menghadapi persaingan kerja.
“Saya kuliah Daring sejak semester 6. Meski pembelajaran jarak jauh,
hasilnya tetap maksimal kok. Kita tetap percaya diri, apalagi dunia
kerja tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik, tapi juga soft skill.
Dan itu kita dapatkan selama kuliah,” ujarnya. (topo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar