Catatan : Luhur Pambudi Mulyono (Ketua DPC PA GMNI Purworejo)
BENDUNGAN salah satu cara yang bisa untuk membawa menuju Purworejo Mulyo Jadi kenapa harus dipolitisasi dan dipolitisir jadi alat kepentingan politik dan mafia? Index kemiskinan di Kabupaten Purworejo tahun 2021 versi BPS adalah 12,4, masih dalam zona merah karena berada di atas index nasional 10,14 dan di atas index Jateng 11,79.
Tanpa investasi negara dan swasta dalam jumlah rupiah yang besar ke daerah ini, kemiskinan tidak mungkin bisa diatasi. Tidak usah belajar teori ekonomi pembangunan pun, orang tahu semua, bila pada suatu daerah dimasukkan modal dalam jumlah besar, kawasan itu tumbuh dan index kemiskinan berkurang.
Cuma yang harus diperhatikan, uang masuk ke daerah itu perlu dipilih, ke sektor mana dana tersebut ditanam? Pilihan investasi ke sektor pertanian dengan membangun bendungan adalah pilihan yang berdampak pada peningkatan aset produktif yang dimiliki rakyat terutama para petani.
Irigasi menjadikan lahan persawahan lebih produktif, begitu juga bagi para peternak sapi kereman. Artinya, projek Bendungan di Purworejo (apakah di Bogowonto, Klawing dan lainnya) akan berdampak langsung pada perekonomian rakyat. Kenapa petani dan masyarakat Purworejo membutuhkan bendungan.
Ya, memang struktur tanah di daerah pegunungan tidak mampu menyimpan air dan oleh karena itu perlu tampungan air yang disebut dam atau bendungan itu. Semua itu terlihat nyata, beda debit kali Bogowonto di musim kemarau dan hujan sangat jauh berbeda (sekitar 3 m3 per detik di musim kemarau dan sekitar 55 m3 per detik di musim hujan).
Ketidakstabilan ketersediaan air untuk irigasi di Purworejo itulah yang menjadi penyebab
tingkat kemiskinan tinggi. Artinya, membangun bendungan apakah di Bener, di Bruno, dan lain-lainnya adalah keputusan strategik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan Purworejo Mulyo bisa terwujud. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar