Petilasan Kyai Gerangan Deres di Jenar Kidul : Alternatif Wisata Budaya, Ada Pohon Timoho yang Terjaga Kelestariannya

Sunarto, Supadio dan Pujo Sumitro di petilasan Gerangan Deres

WARISAN luhur budaya dilestarikan dengan baik masyarakat Desa Jenar Kidul Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Seperti saat merti desa awal April 2018 lalu, Pemdes Jenar Kidul menggelar wayang kulit siang dan malam. Kepala desa Joko Kartono, Sekdes Nugroho Rudi Artanto dan segenap perangkat lainnya, bersama tokoh-tokoh masyarakat dan semua elemennya, kompak melakukan rangkaian pelaksanaan merti desa. 

"Bagian dari budaya, memperingati perjuangan leluhur dulu dalam membangun desa. Wujud kebersamaan semua elemen warga di Desa Jenar Kidul,  dan syukur atas hasil bumi yang baik. Tentu yang memanjatkan doa bersama bagi kemakmuran masyarakat desa keseluruhan," ungkap salah satu tokoh masyarakat Jenar Kidul, Sunarto SPd-yang merupakan ketua panitia merti desa. 

Perlu menjadi perhatian publik, pagelaran wayang kulit merti desa Jenar Kidul, siang harinya digelar di joglo petilasan Kyai Gerangan Deres, yang berada di padukuhan Karangmoncol. Kyai Gerengan Deres disebut sebagai leluhur yang membuka Desa Jenar Kidul. Riwayat ceritanya, tokoh sakti ini tidak meninggal dunia, namun muksa, dan petilasannya saat ini dilestarikan dengan baik oleh warga Jenar Kidul. Tokoh setempat yang ikut merawat yaitu Pujo Sumitro. 

"Kyai  Gerangan Deres petilasannya banyak dikunjungi. Bisa menjadi alternatif wisata budaya di Kabupaten Purworejo. Ada pohon Timoho yang besar, dan seperti ini satu-satunya di Purworejo," beber Pujo Sumitro, Sunarto dan Bekel Jenar Kidul Supadio. (kj)