Teguh Bagyanto |
PURWOREJO,
KABARJATENG.CO.ID-Baru menjabat sekira 6 bulan menjadi Kepala Sekolah SMPN 14
Purworejo, Teguh Bagyanto MPd, mampu mewujudkan semangat kebersamaan yang
tinggi semua civitas akademika SMPN 14. Mulai dari para guru hingga semua
siswa. Teguh sapaan akrab Teguh Bagyanto, menaruh perhatian serius mengenai
pembentukan karakter yang kuat pada anak-anak didiknya.
Tak
hanya anak didik, dirinya juga mengajak kepada semua guru untuk selalu
menerapkan kasih sayang dalam mendidik, kegiatan belajar mengajar (KBM)
keseharian, yang pada prinsipnya tidak ada anak yang nakal, tidak anak
yang bodoh, dengan sentuhan yang tepat, anak dengan kemampuan dan bakat
masing-masing akan menemukan jalannya.
Ruang kesenian SMPN 14 Purworejo |
"Pembentukan
karakter memang kami fokuskan di awal-awal menjadi kepala sekolah. Jika harus
pembangunan fisik, pasti terkenda anggaran. Namun dengan pembentukan karakter,
akan berimbas positif pada banyak hal," ungkap Teguh kepada media ini,
Selasa (21/11/2017) siang.
"Tak
hanya bagi para siswa, para guru pun memahami perlu pendidikan yang berbasis
kasih sayang. Jangan katakan anak itu anak, jangan katakan anak itu bodoh, cuma
karena butuh perhatian saja. Bila ada yang agak ekstrim, kami beri porsi
perhatian lebih, dan menjadi berubah lebih baik," beber Teguh yang
menambahkan, program home visit juga dijalankan di SMPN 14 yang berada di wilayah Kecamatan Butuh.
Contoh
penerapan pendidikan karakter seperti setiap harinnya, 2-5 guru berdiri di
depan pintu gerbang sekolah, menyambut anak-anak masuk sekolah. "Terkadang
saya juga turun, jadi para guru menyambut anak-anak. Menyalami, menegur
memberi motivasi. Tidak ada anak yang terlambat, pukul 06.45 menit, sudah semua
masuk. Anak-anak mempunyai hubungan baik dengan para guru, ke sekolah dengan
semangat dan bahagia, " urai dia.
"Dari
pendidikan karakter itu, anak-anak punya sikap yang santun, budi pekerti luhur
kepada guru dan orangtua. Termasuk setiap harinya kecuali Senin, per kelas
secara bergiliran punya tugas masing-masing menaikkan bendera Merah Putih.
Membentuk semangat kebangsaan, cinta tanah air. Meskipun bukan upacara hari
Senin, menaikkan bendera Merah Putih tetap dengan formal, mengajak mengharga
jasa para pejuang. Termasuk setiap hari saat di dalam kelas, dibuka dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya," beber Teguh.
Sementara
untuk pembenahan fisik, ada bantuan lebih dari Rp 100 juta untuk rehap
total ruang kesenian dan pembenahan ringan ruang kelas. "Saat ini
anak-anak jika praktek kesenian, ada ruangan khusus. Digunakan untuk seni
musik, tari. Bahkan senam pun menggunakan ruangan itu," tegas Teguh. (kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar