Ki Sarjono (kiri) di kediamannya |
BANYAK dalang terkemuka di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Masing-masing dengan kelebihan atau ciri khasnya sendiri-sendiri. Suatu kebanggaan tersendiri, wayang kulit yang diakui dunia internasional, menjadi warisan luhur bangsa ini yang harus dilestarikan, falsalah-falsafah kehidupan positif yang terkandung di dalamnya, bisa menjadi penuntun atau bermanfaat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu dalang di Purworejo yaitu Ki Sarjono Hadi Prayitno SSn, dalang jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 1993.
Ki Sarjono memang hobi dan bakat menjadi dalang sejak kecil, saudara-saudaranya adalah dalang, hingga Ki Sarjono pun memutuskan untuk menjadi seniman khususnya dalang.
"Saudara banyak yang dalang, istilahnya lahirnya pun saya di tratak. Sejak kecil dari panggung satu ke panggung lainnya," ungkap Ki Sarjono kepada kabarjateng.co.id belum lama ini di kediamannya di wilayah Kecamatan Bagelen.
Selain dalang, Ki Sarjono juga piawai memainkan gamelan, dirinya paling menggemari bermain rebab. Menjadi dalang, ada visi mulia yang dijalankan Ki Sarjono yakni ingin melestarikan seni budaya Jawa, termasuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia.
"Jati diri bangsa khususnya orang Jawa, bisa dilihat dari cerita pewayangan. Karena banyak falsafah hidup yang terkandung di dalamnya, etika dan estetika kehidupan. Jangan kita tinggalkan itu, banyak petuah bijak dan luhur. Seperti katentreman iku gumantung roso narimo," beber Ki Sarjono yang juga putro Romo Paguyuban Penghayat Kapribaden.
Ki Sarjono pun pernah nyantrik di dalang-dalang besar yang merupakan koleganya, seperti Ki Timbul Hadi Prayitno, Ki Hadi Sugito maupun dalang kondang lainnya yang merupakan kerabatnya.
"Wong Jowo jangan kehilangan Jowone. Saya prihatin kondisi saat ini, semua informasi ditelan mentah, bahkan belum tentu duduk permasalahan atau kebenarannya. Ingat, gelar gulung yaitu semua yang diterima harus diolah dulu. Seimbang antara olah pikir dan olah roso, jangan telah mentah-mentah yang bisa menimbulkan perpecahan anak-anak bangsa," urai dia.
"Wong urip kuwi, kudu welas tresno asih. Ingat nilai-nilai luhur kehidupan : sabar, narimo, ngalah, welas asih, ikhlas," tutup Ki Sarjono. (sw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar