Konsultasi publik gelaran KPH Kedu Selatan (sigit/kj) |
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan, sukses menggelar konsultasi publik, implementasi FSC Controlled Wood, Selasa (19/9/2017) di Gedung Wanita Purworejo.
Berbagai pihak terkait menghadiri kegiatan tersebut, termasuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dari 5 kabupaten di wilayah kerja KPH Kedu Selatan : Purworejo, Wonosobo, Kebumen, Banyumas dan Banjarnegara. Acara dimulai pukul 09.00 WIB hingga selesai, Kepala KPH Kedu Selatan Agus Yulianto SHut memaparkan mengenai keberadaan KPH Kedu Selatan, termasuk target produksi, dimana KPH Kedu Selatan lebih didominasi hasil hutan non kayu.
"KPH Kedu Selatan dominan pada hasil hutan non kayu seperti sadapan pinus dan hasil non kayu lainnya. Untuk sadapan pinus per tahunnya bisa mencapai Rp 44 miliar, dengan jumlah penyadap sekira 6.000 penyadap, target produksinya 11.400 ton per tahun," ungkap Agus Yulanto-alumni Fakultas Kehutanan Insittut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 28-dalam paparannya kepada publik.
Agus Yulianto |
Tak hanya mengejar profit semata, KPH Kedu Selatan dengan luasan kawasan hutan sekira 44.659, 81 Ha juga melakukan sharing produksi dengan pihak lain terkait produksi, dimana dari kerja sama tersebut bisa mencapai Rp 10 miliar bagi pihak-pihak terkait kerja sama. Jelas keberadaan KPH Kedu Selatan memberi kontribusi positif bagi masyarakat.
"Dari sharing tersebut, jumlah terbesar dari non kayu yaitu sadapan pinus bisa mencapai Rp 8,1 miliar, sisanya dari kayu," imbuh Agus Yulianto, rimbawan yang selalu ramah dengan siapa saja.
"Kami memiliki 276 desa hutan yang tersebar di 5 kabupaten. Terjalin kerja sama yang baik, kemitraan tersebut terus dibangun. KPH Kedu Selatan komitmen dalam pengelolaan hutan secara lestari," urai administratur dari Tasikmalaya Jawa Barat ini.
Peserta konsultasi publik KPH Kedu Selatan (sigit/kj) |
Sebanyak 276 LMDH tersebut untuk Purworejo terdapat 80 LMDH, Kabupaten Kebumen 78 LMDH, Banyumas 4 LMDH, Banjarnegara 39 LMDH dan Wonosobo sebanyak 66 LMDH. Agus Yulianto juga menegaskan, dalam pengelolaan hutan secara lestari, dua hal yang menajdi perhatian yaitu kelestarian sumber daya hutannya dan kelestarian aspek ekonominya.
"Kami sangat menjaga itu, benar-benar lestari dalam pengelolaan, sumber daya hutannya lestari, dan terus memberi keuntungan atau manfaat sisi ekonominya baik bagi perusahaan atau masyarakat," beber Agus Yulianto.
"Dalam kegiatan pengelolaan sumber daya hutan, jelas ada penyerapan tenaga kerja. Saat ini target produksi sadapan pinus sedang kami tingkatkan," tegas Agus Yulianto yang hobi offroad.
Terkait konsultasi publik tersebut, media ini juga menemui beberapa LMDH dari berbagai wilayah kabupaten. Mereka menyambut positif kegiatan tersebut, lebih menjalin komunikasi erat dengan LMDH dan pihak-pihak terkait lainnya. LMDH sangat mendukung Perum Perhutani KPH Kedu Selatan dalam pengelolaan hutan yang lestari, lestari sumber dayanya dan lestari aspek ekonominya.
"Sangat baik kegiatan tersebut, kami mendukung hutan dikelola dengan lestari. Kami pun aktif memantau misal terjadi kebakaran, cepat melapor dan ikut mengambangkan kawasan hutan," ungkap beberapa pengurus LMDH kepada media ini. (tim kj)
(tim kj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar