Sebagai orang asli Purworejo melirik bisnis angkringan sangat menjanjikan karena saat itu angkringan yang masih didominasi pedagang Klaten. Sehingga bermunculanlah pedagang angkringan baik yang tradisional maupun yang dikemas secara modern. Seperti pantauan media ini, angkringan yang dikemas secara tradisional berloksi di Desa Susuk Kecamatan Ngombol, lokasi persisnya depan kantor koperasi KPRI - KPN Tunas Ngombol.
Berada di pinggir jalan Ngombol - Grabag, lumayan ramai, banyak pembeli yang datang, makanannya dibawa pulang untuk makan malam keluarga di rumah. Angkringan tersebut buka pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Cita rasa nasi kucing dengan sambal terinya bukan main lezatnya menendang rasanya. "Semua yang ada di sini adalah hasil masakan dan olahan sendiri," kata Atik selaku pemilik angkringan.
Selama 5 jam setelah dibukanya angkringan nasi kucing sejumlah 60 bungkus pun habis, belum dengan gorengan tempenya yang gurih 30 biji terus tahu berontaknya 50 juga habis. "Ada sate usus, sate ati ampela, gorengan kepala ayam, tahu bacam, ceker ayam dan sate telur puyuhnya, juga habis. Misalnya tidak habis paling hanya tersisa satu dua saja. Minumannya seperti teh manis panas ataupun jahe susu memakai gula batu semakin mantap rasanya di lidah," pungkas Atik. (*)
reporter : heri prastowo
editor : tomo widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar