Memberikan Berita dan Informasi Terkini di seluruh Jawa Tengah * Mau Bisnis Anda Semakin Berkembang ? Iklankan Produk anda di Kabar Jateng !!! Silahkan Hubungi di 085643358148 / 081326613938

Jumat, 25 November 2022

 Berusia 29 Tahun, Paguyuban Kebo Bodo Perluas Jaringan Sosial

Merawat Budaya dan Adat Istiadat Masyarakat

PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Aksi kepedulian sosial mewarnai peringatan HUT ke-29 Paguyuban Kebo Bodo di Kelurahan Kledung Karangdalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kepedulian yang semula hanya difokuskan bagi internal anggota, terus diperluas merambah ke warga sekitar. 

Nama Kebo Bodo memang terdengar kuno dan terkesan kurang intelek. Diksi uniknya tak jarang membuat khalayak tertawa. Namun, kiprah dan eksistensinya tak bisa disepelekan. Sejak terbentuk pada 23 November 1993 silam, Kebo Bodo konsisten menjalankan visi mulia, yakni merawat keberlanjutan budaya dan adat istiadat masyarakat. Sejumlah misi terus dijalankan meski sederhana. Antara lain dengan menjaga semangat gotong royong serta melestarikan tradisi lokal penggunaan Bahasa Jawa. 

Pada 23 November 2022 kemarin, paguyuban berlambang kerbau ini tepat berusia 29 tahun. Puluhan warga yang menjadi anggota punya cara tersendiri dalam merayakannya. Beberapa hari sebelumnya, mereka melakukan aksi sosial berupa bersih-bersih jalan yang menghubungkan antara Kelurahan Kledung Karangdalem dengan Kledung Kradenan. Aksi itu sekaligus menjadi bentuk kepedulian terhadap para pelajar dan petani yang kerap melintasi jalur tersebut. Aksi Kebo Bodo itu mendapat perhatian dari  Kepala Desa Pamriyan Kecamatan Pituruh, Budi Susilo, yang memiliki rumah dan kedai bernama Uncle B’s Kitchen di RT 02 RW 02 Kledung Karangdalem. 

Secara khusus, ia menyediakan kedainya sebagai tempat tasyakuran hari jadi Kebo Bodo pada Rabu (23/11/2022) malam. Kendati dikemas sederhana dan singkat, acara berlangsung khidmat dihadiri antara lain Plt Lurah Kledung Karangdalem, Taufik Hidayah, bersama Kasi Pemberdayaan, Bhabinkamtibmas Aipda Hendri Setiawan dan Bhabinsa Sertu Nuriswanta. 

Prosesi utama berupa potong tumpeng dan doa bersama digelar penuh khitmad diikuti seluruh anggota, serta Ketua RW dan RT setempat. Dalam kesempatan itu juga diisi simbolik penyaluran santunan kepada anak yatim dan paket sembako untuk duafa. Santunan berasal dari infak sukarela anggota yang dikumpulkan setiap pertemuan rutin bulanan. Sementara bingkisan berupa sembako merupakan donasi dari Polres Purworejo, Alfamart dan warga sekitar. 

“Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi santunan anak yatim selalu menyertai acara tasyakuran. Namun, penerima santunan dan bantuan tidak kita undang ke acara, bantuan langsung kita salurkan ke rumahnya,” kata Ketua Kebo Bodo, Retno Waluyo. 

Menurut Retno, Kebo Bodo merupakan organisiasi di lingkup kelurahan. Awal mula berdirinya dilatarbelakangi oleh keinginan warga untuk melestarikan budaya gotong royong. Beberapa di antaranya yakni membantu anggota saat memiliki hajatan. Sistem bantuan yang diterapkan dalam paguyuban tidak jauh berbeda dengan arisan zaman dulu. Saat ada anggota yang hendak hajatan dan membutuhkan bantuan berupa keperluan hajatan, secara gotong royong anggota lain mencukupinya. 

“Setiap bulan kita juga menyisihkan dana sosial yang akan diberikan jika ada anggota sakit atau tertimpa musibah. Selama masa pandemi 2 tahun ini, iuran itu ternyata cukup membantu. Kita ingin meningkatkan kepedulian terhadap sesama,” jelasnya. 

Dalam perkembangannya Kebo Bodo tak hanya berpikir untuk kepentingan anggota, melainkan juga warga sekitar. Anggota diajak untuk mengejawantahkan filosofi yang tersirat di balik nama kebo (kerbau) mbodho (membodoh), yakni berupaya untuk menjadi manusia yang rendah hati, berani merasa bodoh, mau belajar dan tidak merasa paling pintar. Nama Kebo Bodo yang mengangkat kearifan lokal juga mengajarkan sikap kesederhanaan dan kebermaknaan dalam bermasyarakat. 

“Dulu anggotanya mencapai 50-an orang, sekarang sekitar 30 orang karena banyak yang pindah rumah ke wilayah lain. Kita bersyukur yang muda-muda sekarang mulai berminat untuk bergabung, ada juga yang berprofesi sebagai TNI,” ujarnya. 

Eksistensi Kebo Bodo dinilai turut mendukung program pemerintah dalam sejumlah hal, khususnya pelestarian budaya gotong royong dan penggunaan Bahasa Jawa. Plt Lurah Kledung Karangdalem berharap agar Kebo Bodo dapat konsisten dengan visi dan misinya. “Budaya gotong-rotong memang penting dilestarikan agar generasi muda tidak kehilangan jati diri bangsa. Meski namanya kekunoan, paguyuban ini sangat menarik karena merawat penggunaan bahasa Jawa yang saat kini sudah mulai luntur di masyarakat,” ungkap Taufik Hidayah. (widarto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flight Schedule Achmad Yani Airport

Info Cuaca Jawa Tengah

Redaksi

Pembina : Tomo Widodo SHut, Pemimpin Umum : Sigit Widiyanto SE, Pemimpin Redaksi: Drs Raga Affandi, Koordinator IT & Kreatif : Djoko Santoso, Ardi Dwi Septiawan, Bimo Satrio , Juli Prastomo , Manager Iklan : Tanti Susilowati, Manager Pemasaran dan EO : : Drs Heri Prastowo, Kepala Litbang : Ax Bowo Sutoko SPd, Staf Litbang : Edy Iriyanto, Kabiro Purworejo : Ngabdiri Koim, Kabiro Surakarta : Isvaradi, Staf Redaksi : Woro Suciningtyas SE, M Hendra Aryanto SE, Duta Pamungkas, Eko Stianto , Fotografer : Rahmat Yuni Antoro, Penerbit: Kabar Group , Kantor Pusat: Jl Batu Ratna Perum Griya Karang Joang Asri 2 Blok C2 No 27 RT 15 Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara-Kota Balikpapan-Kaltim, Indonesia Telp.: 081347420231, 0853 4743 3322, 082138182572 Email: redaksi__kabarkaltim@hotmail.com