Memberikan Berita dan Informasi Terkini di seluruh Jawa Tengah * Mau Bisnis Anda Semakin Berkembang ? Iklankan Produk anda di Kabar Jateng !!! Silahkan Hubungi di 085643358148 / 081326613938

Senin, 23 Desember 2019

Bela Negara, AS : Bangkitkan Rasa Cinta Tanah Air

Programkan Pelatihan Pemuda Purworejo yang Ingin Masuk TNI/Polri 

Agustinus Susanto saat latihan sebagai prajurit Kopassus yang langsung dipantau Prabowo Subianto (ist/kj)
PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID-Peringatan Hari Bela Negara (HBN) diperingati setiap 19 Desember. Momen tersebut, cukup menjadi perhatian bagi bakal calon Bupati Purworejo Agustinus Susanto (AS) yang merupakan purnawirawan perwira Angkatan Darat (AD) yang pernah bertugas di Kopassus markas Cijantung, Jakarta. 

AS menegaskan, sikap bela negara harus dimiliki setiap warga negara, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR) menjadi tugas dan tanggung jawab bersama, tanpa kecuali. 

"Kelangsungan dan keutuhan NKRI, itu menjadi tanggung jawab kita bersama. Menjaga utuhnya NKRI yang sangat majemuk ini, yang berdasar Pancasila dan UUD 1945. Kita perlu bangkitkan cinta tanah air, semangat dan wawasan kebangsaan," seru AS yang mendaftar balon bupati lewat DPC Gerindra Purworejo. 
"Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara sebagai nilai dasar bela negara itu, mencakup cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara. Harus rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara," beber AS dalam keterangannya kepada media ini, baru-baru ini.

AS menambahkan, dirinya memiliki program kerja jika diberi amanah oleh warga Purworejo nantinya, yakni membuka pelatihan bagi para pemuda dan pemudi Kabupaten Purworejo, yang ingin dan tertarik menjadi prajurit TNI maupun Polri. 

"Itu salah satu program saya. Buat pelatihan, para pemuda Purworejo yang mau jadi tentara atau polisi, dilatih maksimal. Saya akan kerja sama dengan Batalyon Infanteri 412/Raider dan Brimob yang bermarkas di Kutoarjo. Dan tentu hasil dari pelatihan itu, akan dibuat rekomendasi jika para pemuda Purworejo yang sudah dilatih, layak menjadi prajurit TNI atau Polri." tegas AS. 

AS berkaca dari sejarah tokoh-tokoh besar Purworejo, jika banyak pahlawan, tokoh pejuang yang lahir dan berasal dari Purworejo. Dia pun sepakat, Purworejo layak dan tepat disebut sebagai Kota Pejuang. 

Untuk diketahui, Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember melalui Keppres Nomor 28 Tahun 2006. Penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara dipilih untuk mengenang peristiwa sejarah ketika 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II dengan mengumumkan tidak adanya lagi Negara Indonesia. Ketika itu, Presiden RI Ir Soekarno memberikan mandat penuh kepada Mr Syafrudin Prawinegara untuk menjalankan pemerintahan dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Padang, Sumatera Barat, guna menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia. (kj/net)


19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara (HBN). Peringatan ini bersumber dari deklarasi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 oleh Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat. Deklarasi ini dilakukan karena saat itu ibukota negara, Yogyakarta diduduki oleh Belanda dan para pemimpin seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir diasingkan ke luar Jawa. Langkah didirikannya PDRI sebagai bentuk eksistensi bahwa Indonesia, yang mulai diduduki lagi oleh Belanda saat itu, masih ada. Jika Yogyakarta sudah diduduki maka masih ada wilayah lain yang akan bertindak sebagai Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan beragam Dalam artikel tirto.id bertajuk Syafruddin Prawiranegara: Menyelamatkan Republik, Lalu Membelot, diungkap bahwa Sjafruddin sebenarnya sudah diserahkan mandat untuk memimpin Indonesia oleh Soekarno. Saat itu Presiden mengirimkannya telegram, tetapi jaringannya terputus karena Belanda. Pasukan tempur Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman pun mengakui PDRI. "Angkatan bersenjata Republik bersatu dengan PDRI dalam pemahaman, keinginan, sikap, dan tindakan,” tegas Soedirman PDRI berdiri selama 207 hari. Tanggal 13 Juli 1949, Sjafruddin mengembalikan mandat kepada Sukarno, dan beberapa bulan berselang, Belanda akhirnya mengaku kedaulatan RI secara penuh. Keputusan peringatan HBN diatur dalam Keppres No.28 tahun 2006. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memperingati HBN ini dengan mengingatkan kita kembali pada perjuangan PDRI dalam mempertahankan Indonesia. Dilansir Antara, Hidayat mengatakan bahwa sikap Sjafruddin dan tokoh nasional pengusung PDRI sangat patut dicontoh. Mereka tetap menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia masih ada dan berdaulat, meskipun berpusat sementara di Sumetera Barat.

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Hari Bela Negara yang Diperingati Setiap 19 Desember", https://tirto.id/enJ5
19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara (HBN). Peringatan ini bersumber dari deklarasi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 oleh Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat. Deklarasi ini dilakukan karena saat itu ibukota negara, Yogyakarta diduduki oleh Belanda dan para pemimpin seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir diasingkan ke luar Jawa. Langkah didirikannya PDRI sebagai bentuk eksistensi bahwa Indonesia, yang mulai diduduki lagi oleh Belanda saat itu, masih ada. Jika Yogyakarta sudah diduduki maka masih ada wilayah lain yang akan bertindak sebagai Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan beragam Dalam artikel tirto.id bertajuk Syafruddin Prawiranegara: Menyelamatkan Republik, Lalu Membelot, diungkap bahwa Sjafruddin sebenarnya sudah diserahkan mandat untuk memimpin Indonesia oleh Soekarno. Saat itu Presiden mengirimkannya telegram, tetapi jaringannya terputus karena Belanda. Pasukan tempur Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman pun mengakui PDRI. "Angkatan bersenjata Republik bersatu dengan PDRI dalam pemahaman, keinginan, sikap, dan tindakan,” tegas Soedirman PDRI berdiri selama 207 hari. Tanggal 13 Juli 1949, Sjafruddin mengembalikan mandat kepada Sukarno, dan beberapa bulan berselang, Belanda akhirnya mengaku kedaulatan RI secara penuh. Keputusan peringatan HBN diatur dalam Keppres No.28 tahun 2006. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memperingati HBN ini dengan mengingatkan kita kembali pada perjuangan PDRI dalam mempertahankan Indonesia. Dilansir Antara, Hidayat mengatakan bahwa sikap Sjafruddin dan tokoh nasional pengusung PDRI sangat patut dicontoh. Mereka tetap menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia masih ada dan berdaulat, meskipun berpusat sementara di Sumetera Barat. Hidayat juga mengagumi rasa keprihatinan dan kerendahan hati Sjafruddin yang tidak memakai label Presiden pada dirinya. "Sikap kenegarawanan Sjafruddin sangat jelas, sehingga tokoh nasional dar

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Hari Bela Negara yang Diperingati Setiap 19 Desember", https://tirto.id/enJ5
19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara (HBN). Peringatan ini bersumber dari deklarasi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 oleh Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat. Deklarasi ini dilakukan karena saat itu ibukota negara, Yogyakarta diduduki oleh Belanda dan para pemimpin seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir diasingkan ke luar Jawa. Langkah didirikannya PDRI sebagai bentuk eksistensi bahwa Indonesia, yang mulai diduduki lagi oleh Belanda saat itu, masih ada. Jika Yogyakarta sudah diduduki maka masih ada wilayah lain yang akan bertindak sebagai Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan beragam Dalam artikel tirto.id bertajuk Syafruddin Prawiranegara: Menyelamatkan Republik, Lalu Membelot, diungkap bahwa Sjafruddin sebenarnya sudah diserahkan mandat untuk memimpin Indonesia oleh Soekarno. Saat itu Presiden mengirimkannya telegram, tetapi jaringannya terputus karena Belanda. Pasukan tempur Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman pun mengakui PDRI. "Angkatan bersenjata Republik bersatu dengan PDRI dalam pemahaman, keinginan, sikap, dan tindakan,” tegas Soedirman PDRI berdiri selama 207 hari. Tanggal 13 Juli 1949, Sjafruddin mengembalikan mandat kepada Sukarno, dan beberapa bulan berselang, Belanda akhirnya mengaku kedaulatan RI secara penuh. Keputusan peringatan HBN diatur dalam Keppres No.28 tahun 2006. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memperingati HBN ini dengan mengingatkan kita kembali pada perjuangan PDRI dalam mempertahankan Indonesia. Dilansir Antara, Hidayat mengatakan bahwa sikap Sjafruddin dan tokoh nasional pengusung PDRI sangat patut dicontoh. Mereka tetap menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia masih ada dan berdaulat, meskipun berpusat sementara di Sumetera Barat. Hidayat juga mengagumi rasa keprihatinan dan kerendahan hati Sjafruddin yang tidak memakai label Presiden pada dirinya. "Sikap kenegarawanan Sjafruddin sangat jelas, sehingga tokoh nasional dar

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Hari Bela Negara yang Diperingati Setiap 19 Desember", https://tirto.id/enJ5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flight Schedule Achmad Yani Airport

Info Cuaca Jawa Tengah

Redaksi

Pembina : Tomo Widodo SHut, Pemimpin Umum : Sigit Widiyanto SE, Pemimpin Redaksi: Drs Raga Affandi, Koordinator IT & Kreatif : Djoko Santoso, Ardi Dwi Septiawan, Bimo Satrio , Juli Prastomo , Manager Iklan : Tanti Susilowati, Manager Pemasaran dan EO : : Drs Heri Prastowo, Kepala Litbang : Ax Bowo Sutoko SPd, Staf Litbang : Edy Iriyanto, Kabiro Purworejo : Ngabdiri Koim, Kabiro Surakarta : Isvaradi, Staf Redaksi : Woro Suciningtyas SE, M Hendra Aryanto SE, Duta Pamungkas, Eko Stianto , Fotografer : Rahmat Yuni Antoro, Penerbit: Kabar Group , Kantor Pusat: Jl Batu Ratna Perum Griya Karang Joang Asri 2 Blok C2 No 27 RT 15 Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara-Kota Balikpapan-Kaltim, Indonesia Telp.: 081347420231, 0853 4743 3322, 082138182572 Email: redaksi__kabarkaltim@hotmail.com