PURWOREJO, KABARJATENG.CO.ID - Malam 1 syawal adalah suatu malam yang ditunggu bagi umat Islam, dimana untuk merayakan kemenangan setelah satu bulan lamanya berjuang dalam meningkatkan keimanan di bulan suci Ramadan. Sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri 1439 H, sebelum hari lebaran malam harinya diadakan takbir keliling.
Perayaan malam kemenangan ini biasanya diramaikan dengan takbir bersama-sama, seperti halnya di Desa Plipir, salah satu desa di Kabupaten Purworejo yang merayakan dengan acara takbir keliling desa. Takbir keliling adalah salah satu ajang silaturahim antara masyarakat desa untuk seluruh lapisan seperti orang-orang yang mudik. Takbir keliling atau biasa disebut tarling di Desa Plipir ini diikuti oleh seluruh masyarakat terutama anak-anak.
Dengan menggunakan konsep nuansa tradisional, peserta tarling berjalan menyusuri desa dengan membawa oncor. Kreatifitas dalam pembuatan oncor terlihat dimana para pemuda membuat oncor sewu yang memiliki 5 sumbu di atasnya. Dan kreatifitas turun temurun dari pemuda Plipir yang tidak ketinggalan yaitu dengan pembuatan gagar mayang berhias jajan-jajan serta uang kertas yang menambah kesan meriah dalam acara takbir keliling itu.
Antusiasme warga sangat terlihat dengan adanya kelompok rebana ibu-ibu dan pemuda yang mengiringi barisan pawai takbir tersebut menjadikan suatu bukti bahwa kebersamaan warga desa Plipir sangat kental.
Keunikan tersendiri dari acara ini adalah adanya mobil derek dengan panjang lebih dari 5 meter yang dikeluarkan oleh panitia takbir untuk membuka jalan sepanjang acara takbir keliling. Bicara tentang kendaraan roda empat di tahun 2018 ini lebih meriah lagi karena berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena banyaknya mobil yang ikut mengiringi barisan takbir yakni 6 mobil. Panitia juga menyediakan mobil khusus P3K untuk berjaga-jaga apabila peserta mengalami kelelahan atau kecelakaan kecil selama pawai berlangsung agar bisa segera ditangani oleh panitia.
Acara takbir keliling ini di adakan lagi oleh pemuda-pemuda kreatif desa yang tergabung dalam Persatuan Remaja Plipir (PRP) setelah hampir 20 tahun acara malam takbir ini vakum.
“Harapan kami semoga tradisi ini bisa lebih baik kedepannya dan tidak berhenti sampai disini. Karena kegiatan ini menjadi salah satu ajang silaturahim antara masyarakat dengan perantau untuk campur baur memeriahkan hari kemenangan," ungkap Delis Setyawan, yang menjadi salah satu panitia acara tersebut.
“Tarling tahun ini adalah tarling terbanyak pesertanya dari tahun-tahun sebelumnya, dimana lebih dari 500 peserta takbir keliling tumpah ruwah di sepanjang desa plipir,” pungkas pemuda ini. (rapennico)
Desaku ini... Alhamdulillah smkin maju n rame meski tahun ini saya g plg n g bs ikt memeriahkan. ����
BalasHapusSiiiippp lis, lanjutkan ����
Iyaa mbak, mantapp
Hapus