Pendidikan Akal Sehat, Pentingnya Bimbingan Tata Krama
oleh : Raga Affandi
ilustrasi pendidikan kreatif (net) |
MESIN ketik menghilang digantikan komputer. Wartel menghilang
digantikan telepon seluler. Angkot menghilang digantikan ojek. Taksi argo
menghilang digantikan taksi online. Semua, dalam 5 tahun terakhir,
berubah dengan cepat.
Demikian juga pendidikan. Sekolah-sekolah yang masih berorientasi pada hasil akan menghilang digantikan
sekolah yang berorientasi pada murid. Guru-guru yang cenderung paling
benar di sekolah akan dilibas guru-guru digital dan informatif dari
YouTube dan Google. Fakta dan realitas akan tersebar dengan mudah dan merata.
Apalagi pendidikan yang menyebarkan kebencian tanpa dasar nalar dan
ilmu. Mereka akan tergilas oleh akal sehat yang akan menang pada
akhirnya. Tanpa hasrat untuk memperbaiki diri, sekolah-sekolah bebal
akan ditinggalkan para murid yang tak ingin hidup mereka terlunta-lunta
di masa depan. Mereka tak lagi percaya dengan seragam dan formalitas
yang ditanamkan demi kehidupan yang sempit dan terus menerus tergantung
pada penemuan-penemuan ilmu dan teknologi yang tak dipahaminya.
Mereka, para murid itu, memerlukan pijakan yang lebih realistis dalam
persaingan di masa depan. Pijakan yang dapat membantu mereka menemukan
hal baru dan 'genuine', menempatkan mereka sebagai 'seseorang' di tengah
kerumunan sosial. Mereka akan tertarik untuk mengetikkan nama mereka
sendiri di mesin pencari, dan melihat jejak digital yang panjang dan
penuh prestasi.
Persaingan saat ini sudah berpindah dari medan perang fisik yang menyedihkan menuju medan perang ide yang mencerahkan. Anak-anak memerlukan wahana dan latihan untuk menemukan diri mereka sendiri alih-alih sebuah ladang pembantaian atas kemandirian. Mereka membutuhkan cara untuk memecahkan masalah di alam nyata daripada kebenaran semu yang terisolasi di kelas-kelas.
Mereka membutuhkan cara berpikir kreatif ketimbang menghapal rumus-rumus beku yang tak bisa diaplikasikan. Semua kebenaran semu dan rumus beku sudah tersimpan di alam maya. Setiap saat anak-anak itu bisa mencarinya jika dibutuhkan. Saat ini anak-anak itu lebih membutuhkan bimbingan tata krama penggunaan jalan raya karena sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan di sana.
Jadi, wahai para guru dan pengelola pendidikan, siapkan ladangmu untuk menumbuhkan sayap para murid agar mereka bisa terbang. Jika kalian lebih sibuk menjejali mereka dengan ilmu usang dan indoktrinasi terbelakang, niscaya kalian akan ditinggalkan. Kalian tak kan bisa protes lagi ketika kalah bersaing menghadapi sekolah yang berbasis masa depan. (*)
ilustrasi tata krama (net) |
Persaingan saat ini sudah berpindah dari medan perang fisik yang menyedihkan menuju medan perang ide yang mencerahkan. Anak-anak memerlukan wahana dan latihan untuk menemukan diri mereka sendiri alih-alih sebuah ladang pembantaian atas kemandirian. Mereka membutuhkan cara untuk memecahkan masalah di alam nyata daripada kebenaran semu yang terisolasi di kelas-kelas.
Mereka membutuhkan cara berpikir kreatif ketimbang menghapal rumus-rumus beku yang tak bisa diaplikasikan. Semua kebenaran semu dan rumus beku sudah tersimpan di alam maya. Setiap saat anak-anak itu bisa mencarinya jika dibutuhkan. Saat ini anak-anak itu lebih membutuhkan bimbingan tata krama penggunaan jalan raya karena sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan di sana.
Jadi, wahai para guru dan pengelola pendidikan, siapkan ladangmu untuk menumbuhkan sayap para murid agar mereka bisa terbang. Jika kalian lebih sibuk menjejali mereka dengan ilmu usang dan indoktrinasi terbelakang, niscaya kalian akan ditinggalkan. Kalian tak kan bisa protes lagi ketika kalah bersaing menghadapi sekolah yang berbasis masa depan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar