Memberikan Berita dan Informasi Terkini di seluruh Jawa Tengah * Mau Bisnis Anda Semakin Berkembang ? Iklankan Produk anda di Kabar Jateng !!! Silahkan Hubungi di 085643358148 / 081326613938

Jumat, 27 Agustus 2021

Webinar Ksatriavinaya di Bubat bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X

Ketua MPR : Diperlukan Sikap Kritis dalam Memaknai Teks Sejarah  

Bambang Soesatyo
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan pentingnya rekonsiliasi kultural dalam merekatkan relasi Sunda-Jawa sekaligus memutus sejarah kelam yang diakibatkan peristiwa perang di Bubat. 

Sebagaimana disampaikan Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana' diperkirakan ditulis pada abad ke-16 yang yang di dalamnya menceritakan peristiwa perang di Bubat pada abad ke-14. 

Jarak penulisan dengan peristiwa terpaut dua ratus tahun, sehingga patut diduga terdapat distorsi dan deviasi fakta sejarah. Selain itu, ternyata juga ditemukan fakta baru bahwa kedua kidung tersebut mulai dikenal publik melalui disertasi Prof Dr CC. Berg yang ditulis di tahun 1927-1928. Namun dalam disertasinya tersebut, Prof Dr CC. Berg tidak menjelaskan dari mana sumber naskah asli 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana'. 

Terlebih dari 50 prasasti Majapahit dan 30 prasasti Sunda Galuh, tidak ada satupun yang menyebutkan peristiwa perang di Bubat. "Sehingga patut diduga disertasi Prof. Dr. CC. Berg yang memuat 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana' tersebut memiliki motif memecah belah dua suku etnis terbesar bangsa Indonesia, Sunda dengan Jawa. Mengingat di tahun 1928 ada peristiwa Sumpah Pemuda, intelijen Belanda bisa jadi sudah mencium adanya peristiwa Sumpah Pemuda ini dari jauh-jauh hari, sehingga tidak heran jika mereka memecah belah suku bangsa sebagai bagian dari devide et impera (politik pecah belah)," ujar Bamsoet dalam Webinar Series Ksatriavinaya di Bubat (Kewajiban Ksatria di Bubat) yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Rumah Studi Jawa Makaradhwaja Yogyakarta, secara virtual dari Jakarta, Kamis (26/8/2021). 

Turut serta antara lain Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Dian Lakshmi Pratiwi, Guru Besar Universitas Muhammdiyah Yogyakarta Theria Wasim, Filolog Jawa Kuna dan Sansekerta Universitas Gajah Mada Manu J Widyaseputra serta seniman Rangga Jalu Pamungkas. 

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, sangat penting bagi seluruh generasi bangsa bersikap kritis dalam memaknai setiap teks sejarah. Sehingga tidak terkunci oleh sejarah masa lalu yang belum terbukti kebenarannya. Terlebih yang sarat dengan nuansa memecah belah dan tanpa sumber yang jelas kepastiannya seperti terjadi dalam 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana'. Jikapun kedua kidung tersebut memang bisa dipastikan keasliannya, serta peristiwa di Bubat memang benar terjadi, generasi masa kini tidak perlu terpengaruh. Peristiwa masa lampau cukup dijadikan pelajaran untuk mengambil hikmah merajut persatuan di masa kini dan mendatang. "Melalui webinar ini, kita telah membangun literasi kebudayaan. Khususnya dalam mengkaji dan menelusuri kembali peristiwa Bubat, demi menemukan 'kebenaran' dalam kerangka merajut semangat persatuan dan kesatuan bangsa, serta mereduksi perasaan saling membenci antar sesama anak bangsa yang disebabkan kurangnya kedalaman dan ketajaman analisa dalam membaca, memahami, serta memaknai berbagai rujukan dan fakta sejarah," jelas Bamsoet. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, membaca, menyimak dan memaknai fakta sejarah adalah proses yang berkesinambungan, tidak bersifat statis dan berhenti di satu terminal pemaknaan. Selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang dinamis, akan selalu ada hal-hal baru yang menawarkan penyempurnaan dalam mengkaji sumber rujukan dan fakta sejarah. 

 "Pengumpulan kembali fakta sejarah tidak hanya selaras dengan semangat agar kita tidak pernah melupakan sejarah. Lebih dari itu, menghimpun kembali fakta sejarah adalah penting untuk meluruskan sejarah dan menempatkan sejarah pada proporsi yang sebenarnya. Tidak kalah penting adalah mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa sejarah untuk kepentingan bangsa dan negara," pungkas Bamsoet. (*/kg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flight Schedule Achmad Yani Airport

Info Cuaca Jawa Tengah

Redaksi

Pembina : Tomo Widodo SHut, Pemimpin Umum : Sigit Widiyanto SE, Pemimpin Redaksi: Drs Raga Affandi, Koordinator IT & Kreatif : Djoko Santoso, Ardi Dwi Septiawan, Bimo Satrio , Juli Prastomo , Manager Iklan : Tanti Susilowati, Manager Pemasaran dan EO : : Drs Heri Prastowo, Kepala Litbang : Ax Bowo Sutoko SPd, Staf Litbang : Edy Iriyanto, Kabiro Purworejo : Ngabdiri Koim, Kabiro Surakarta : Isvaradi, Staf Redaksi : Woro Suciningtyas SE, Duta Pamungkas, Eko Stianto , Fotografer : Rahmat Yuni Antoro, Penerbit: Kabar Group , Kantor Pusat: Jl Batu Ratna Perum Griya Karang Joang Asri 2 Blok C2 No 27 RT 15 Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara-Kota Balikpapan-Kaltim, Indonesia Telp.: 081347420231, 0853 4743 3322, 082138182572 Email: redaksi__kabarkaltim@hotmail.com