puisi karya : estu ismoyo aji (hp : 085700691329)
Belum
habis sisa segelas darah yang bercampur dosa
Dari
pesta semalam di tepi neraka
Di
situ yang ditemani setan dan iblis saling bersayembara
Memperebutkan
tahta yang terpenjara dalam hati manusia
Karena
sudah lama berkarat tak lagi tersiram oleh iman
Hingga luntur warna keemasan yang dulu menjadi tameng kenistaan
Kini
hanyalah nadi terakhir yang bergegas memompa segenap asa
Berusaha
keras menjawab teka-teki waktu yang perlahan mengikis nyawa
Tapi
belum sempat terjawab telah pecah gelas sang penadah dosa
Estu Ismoyo Aji |
Kami
hadir dalam wujud manusia
Dengan
subujur kerangka yang tak berkulit
Namun
beruntung kami masih mempunyai tulang beluang
Di
mana kami mampu mengangkat kedua tangan
Membentang
melingkari jari-jari bumi
Memohon
ampun atas segala kesalahan yang mengikat leher kami
Seakan
menolak apapun yang akan masuk dalam lambung
Karena
begitu banyak keharaman yang kami telan
Mungkin
serpihan pecahan gelas tadi menjadi kesempatan terakhir
Bagi
kami untuk menyusun sebentang sajadah
Sebagai
tempat sujud dahi tangan dan kaki kami
Satu
tanda bukti persembahan penutup wujud
pengampunan kami
Sebelum
kumpulan bambu dan tanah menyelimuti raga kami
Dan
bunga sebagai peleburan atas busuknya dosa-dosa kami
Purworejo,
Minggu, 09 Juli 2017, Pukul 17:09 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar